Day: March 23, 2006

  • Indonesian Marine Capture Fishery: A Limit to Grow

    Indonesian Marine Capture Fishery: A Limit to Grow

    Since 1999, government declared fishery and marine based industry as one of the national economic prime mover. The high economy potential of the bio-resources was believed could potentially drive the growth of the national economy particularly in the coastal rural areas. This paper tried to map the footprint of the marine fishery growth since the early era of Indonesia and recommend a few alternatives fishery management for the future development. The statistical records and some secondary sources were used to delineated how the fishery growth. Since the early of 1900s fishery has extended its frontier through modernization. In the last half century (1951-2001), the fishery production grew dynamically and tended to limit to grow in the current period (1999-2001). While fisher numbers grew higher than production and fishing boats in some periods. Based on the fishing boats structure, the coastal-base was dominating current fishery industry (75%). Heavy exploitation and depletion of the bio-resources might challenge the sustainability of this industry, thus rethinking current fishery management is required. Following were some of the alternatives including 1) rethinking the fishing rights, 2) improving the fishery industry structure, 3) strengthen the monitoring, controlling, and surveillance (MCS) system, 4) incentives for resource conservation and rehabilitation including its habitat, and 5) integrating fishery into overall coastal rural development.

    For ditails please visit my paper on Inovasi Online March 2006 (please note the production data supposed in thousand tons)

    (Picture: tradisional fisher in Madura Island)

    Let`s share knowledges, sciences, and experiences
    Technology, Partnership & Equality
  • Kreativitas ditengah kelangkaan sumberdaya

    Kreativitas ditengah kelangkaan sumberdaya

    Teluk Penyu, pertama kali saya datang di teluk ini dipertengahan 1990an untuk sekadar menyelami bagian permukaan dari dinamika masyarakat pesisir. Akhir tahun 1990an sampai di tahun-tahun terakhr ini lebih sering saya mengujunginya untuk bisa sedikit banyak belajar dari masyarakat ini. Terakhir saya datang September 2005 yang lalu, setelah selama dua bulan Agustus-September tahun sebelumnya “bolak-balik” Jogja-Cilacap untuk mengumpulkan sampel ikan layur. Dalam tahun terakhir ini saya banyak menyimak perubahan yang luar biasa dari teluk ini dimana perahu motor tempel menutupi hampir seluruh ruang terbuka pasir pantai Teluk Penyu. Saya pikir, ini perkembangan yang luar biasa dan rasionalnya kalo terjadi perubahan yang demikian pesat dari ekstraksi sumberdaya ikan pasti masih ada keuntungan yang bisa diperoleh darinya. Itulah kira-kira yang saya tangkap dari dasar teori ekonomi perikanan yang sejak lama diajarkan Gordon. Foto di atas adalah salah seorang nelayan yang sempat saya ajak “ngobrol ngalor ngidul”. Dari sana saya mendapatkan sebagaian pelajaran, bahwa di tengah kelangkaan sumberdaya dan penghasilan yang semakin menipis, kreativitas banyak tumbuh termasuk memodifikasi jaring ingsang dasar dengan tambahan rumpon dari potongan terpal dan “rumbai” dari tali rafia. Dengan cara ini ikan diharapkan akan tertarik sehingga lebih mudah ditangkap. Sepertinya, banyak teknologi lahir dari kreativitas nelayan-nelayan seperti ini seperti lampara dasar yang banyak tumbuh setelah Trawl dilarang karena berbagai tragedi perebuatan sumberdaya di akhir tahun 1970an.
    Let`s share knowledges, sciences, and experiences
    Technology, Partnership & Equality