Sinopsis Buku “Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut”

Buku ini ditulis bersama oleh Johanes Widodo dan Suadi dan baru saja diterbitkan oleh Gadjah Mada University Press.

Sumberdaya ikan masih berperan penting sebagai sumber mata pencaharian, lapangan kerja, dan protein ikani bagi beberapa negara. Diperkirakan peningkatan jumlah penduduk dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik akan mendorong peningkatan permintaan produk ikan. Apalagi negara-negara di Asia selain menjadi produsen ikan terbesar juga menjadi konsumen utama dari hasil perikanan.

Di satu sisi, peran ekonomi dan sosial pemanfaatan sumberdaya ikan nampak masih sangat besar besar, sehingga telah memberikan ruang bagi pengembangan perikanan lebih luas khususnya perikanan laut yang secara kuantitafi produksinya mencapai lebih dari 70% total produksi ikan di Indonesia. Di sisi lain, kelangkaan dan kerusakan sumberdaya ikan dan habitatnya semakin meluas, yang dikhawatirkan pada gilirannya berimbas pada berbagai permasalahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Menurut data FAO diperkirakan lebih dari 60% stok ikan dunia telah diekploitasi pada tingkat penuh sampai tingkat rusak (depleted), dan diantaranya tidak lebih dari 1% yang pulih kembali. Beberapa bagian buku ini seperti dibahas pada Bab I sampai Bab IV dapat menjadi acuan akan pentingnya sumberdaya ikan dan berbagai permasalahan dalam pengelolaannya.

Trade-off antara ekonomi dan konservasi sumberdaya ikan dikhawatirkan akan terus meningkat jika sumberdaya ini tidak dikelola secara bijaksana, apalagi gairah membangun perikanan dan kelautan saat ini sedang memuncak. Beberapa pertimbangan dan tujuan pengelolaan serta dasar biologi pengelolaan perikanan secara berkelanjutan di bahas lebih jauh dalam Bab V sampai Bab VII. Pertimbangan-pertimbangan tersebut meliputi pertimbangan biologi, ekonomi, dan sosial sehingga melahirkan berbagai model pengelolaan perikanan.

Model biologi menjadi fokus utama dalam buku ini, walaupun dalam pembahasan juga meliputi beberapa pertimbangan sosial, dan ekonomi. Model-model yang dimaksud meliputi model konvensional yang telah dikenal seperti model surplus produksi yang telah dijadikan acuan dalam pengaturan “total allowable catch” (TAC) oleh pemerintah sejak tahun 1985, model dinamik pool, dan juga model ekosistem yang akhir-akhir ini terus dikembangkan dan dijadikan acuan pengelolaan sumberdaya dan lingkungan yang beragaman.

Sementara, dampak dari kebijakanan pengelolaan perikanan yang selama ini berkembang hanya berbasis pada spesies target (tunggal), telah meninggalkan permasalahan baru bagi spesies target, spesies ikan lainnya, dan organsime lain yang memiliki keterkaitan niche dengan jenis tersebut dan lingkungannya. Hal ini menjadi dasar pembahasan khusus Perikanan Multijenis, yang tentu saja menjadi ciri perikanan di daerah tropis seperti Indonesia. Selanjutnya, beberapa isu dan pengalaman internasional juga dikemukan secara khusus pada bagian akhir buku ini guna menjadi acuan arah pengelolaan sumberdaya ikan.

Tentu saja, untuk membangun perikanan secara berkelanjutan perlu kerjasama dari berbagi pihak untuk tidak menggulangi pengalaman kegagalan pengelolaan perikanan di Canada, ketika para politisi menyalahkan ahli perikanan karena berbagai temuan teknologinya, sebaliknya politisi juga dipersalahkan karena kebijakannya yang terus mendorong ke arah eksploitasi, dan pada gilirannya juga nelayan serta industri perikanan menjadi bagian dari saling menyalahkan. Pada satu titik, pengelolaan perikanan diharapkan tidak sampai melahirkan apa yang telah diperingatkan oleh Garret Hardin, empat dekade yang lalu, yang dikenal sebagai “the tragedy of the commons”. Walaupun apa yang ditulis Hardin telah banyak mendapat kritik, tetapi modelnya telah banyak berpengaruh dalam berbagai pengambilan kebijakan pengelolaan sumberdaya yang masih bersifat terbuka (open-access) termasuk diantaranya telah menjadi karakter perikanan (bagian ini akan penulis uraikan dilain kesempatan).

Buku ini kami harapkan bisa menjadi acuan bagi kegiatan pembelajaran dan pengkajian sumberdaya, serta sedikit banyak juga bagi pengambilan kebijakan pengelolaan perikanan secara bijakasana di negeri ini. Mewakili penulis pertama buku ini, secara khusus ini adalah warisan yang berharga dari almarhum Dr. Johannes Widodo yang penulis kenal selalu menjadi acuan bagi pengembangan perikanan laut di Indonesia, sampai sebelum beliau berpulang. Satu kearifan yang pernah penulis (kedua) dapatkan dalam pertemuan terakhir dengan beliau sebelum beliau meninggal dan menjadi ruh dari buku ini adalah: ”ditengah berbagai ketidak-pastian dan keterbatasan pengetahuan kita akan sumberdaya ikan, dan berbagai realitas yang kita lihat sehari-hari, sudah sepatutnya kita bersikap lebih konservatif, dalam pengertian lebih berhati-hati dan bijaksana”. Tentu saja pengelolaan perikanan tidak diharapkan untuk selalu membatasi gerak gerik para pemanfaat sumberdaya, tapi diharapkan dapat menjadi acuan akan arah kemana sumberdaya ikan dimanfaatkan guna keberlanjutan bersama.



Ami-machi, Ibaraki, Jepang

S u a d i

Let`s share knowledges, sciences, and experiences
Technology, Partnership & Equality