Cerita Bagus dari kediri: optimalisasi lahan pekarangan untuk produksI pangan LESTARI
Seperti yang telah diunggah di IG @suadi, menjelang Hari Ibu, tanggal 22 Desember lalu, saya mendapat tugas menjadi juri, lomba yang sesungguhnya bukan bidang saya. Lomba itu bernama lomba pekarangan pangan lestari. Tempat lombanya lumayan jauh dari Jogja, yaitu di Kabupaten Kediri:).
Saya sebenarnya keberatan untuk menjadi juri tersebut, tapi rupanya #labpekarangan, hastag yang biasa dipakai pada unggahan diinstagram saya, dijadikan rujukan. Apalagi ada satu kawan yang mampu mengarahkan mata salah satu kepala dinas, saat suatu acara bersama pemda Kediri, untuk menengok unggahan-unggahan #labpekarangan tersebut?. Tapi akhirnya saya datang ke Kediri juga dan mengelilingi beberapa lokasi kegiatan pertanian pekarangan di Kediri.
Sungguh, perjalanan ke #kabupatenkediri kali ini sangat menarik dan saya kira menjadi salah satu perjalanan belajar yang menarik di akhir Desember, bukan sekadar menjadi juri. Salah satu cerita menariknya adalah bagaimana para ibu-ibu yang tergabung dalam KWT, Kelompok Wanita Tani berinovasi memanfaatkan pekarangan, yang sesungguhnya berawal bukan karena lomba. Para peserta lomba, yang pada putaran akhir yang saya nilai ini, tersebar di tiga kecamatan di empat desa. Profil kegiatan KWT yang dikunjungi bisa dicek di IG berikut ya: Pertanian Pekarangan
Tanaman sayuran di pekarangan, semuanya dipelihara tanpa pestisida. Walaupun mungkin bukan organik, tetapi merupakan pangan sehat. Hasilnya tidak hanya dinikmati sendiri oleh keluarga, tetapi juga dijual. Salah satu kelompok bahkan sudah membangun kontrak dengan supermarket lokal untuk suplai sayuran dari pekarangan. Sayurannya pun ada yang sudah disertifikasi oleh dinas setempat, sebagai sayuran pangan sehat. Lebih dari itu, ada kelompok yang lain yang dikunjungi, menjadikan produk sayurannya sebagai bagian dari kegiatan sosial desa. Oleh warga desa, anggota KWT, setiap jumat pada tiga perempatan desa-nya dilakukan program rutin Jumat berkah, yang didalamnya sayuran dari pekarangan disajikan. Nah, disini menariknya cerita petani pekarangan. Produksi sayuran ya untuk pangan di rumah, ya untuk dijual, ya untuk kegiatan sosial, dan pekarangan pun lebih asri.
Kembali sedikit ke nama kegiatan pertanian pekarangan yang dikunjungi kali ini, yaitu: Pekarangan Pangan Lestari atau biasa disebut P2L. Nama ini merupakan salah satu nama program atau proyek atau kegiatan di Kementerian Pertanian. Kata “Lestari” dari program ini menarik secara definisi, karena memiliki dimensi keberlanjutaan untuk generasi saat ini dan generasi mendatang. Kita akan menyaksikan beberapa waktu ke depan apakah program ini mampu bertahan atau tidak. Tetapi dari dimensi kegiatan yang dipraktekkan oleh beberapa kelompok di Kediri menunjukkan kemungkinan untuk itu. Substansi lain dari contoh kasus dalam cerita ini adalah kosa kata “Lestari” memiliki makna yang lebih mendalam, dalam artian spiritualitas, yaitu untuk keberkahan bagi yang lain melalui kegiatan berbagi sayuran. Karenanya, melalui pertanian pekarangan, pegiatnya berusaha mendapatkan apa yang selalu menjadi doa setiap hari, yaitu do’a sapu jagat: kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Itulah makna “lestari: yang abadi….
#fishingideas