Kreativitas ditengah kelangkaan sumberdaya

Teluk Penyu, pertama kali saya datang di teluk ini dipertengahan 1990an untuk sekadar menyelami bagian permukaan dari dinamika masyarakat pesisir. Akhir tahun 1990an sampai di tahun-tahun terakhr ini lebih sering saya mengujunginya untuk bisa sedikit banyak belajar dari masyarakat ini. Terakhir saya datang September 2005 yang lalu, setelah selama dua bulan Agustus-September tahun sebelumnya “bolak-balik” Jogja-Cilacap untuk mengumpulkan sampel ikan layur. Dalam tahun terakhir ini saya banyak menyimak perubahan yang luar biasa dari teluk ini dimana perahu motor tempel menutupi hampir seluruh ruang terbuka pasir pantai Teluk Penyu. Saya pikir, ini perkembangan yang luar biasa dan rasionalnya kalo terjadi perubahan yang demikian pesat dari ekstraksi sumberdaya ikan pasti masih ada keuntungan yang bisa diperoleh darinya. Itulah kira-kira yang saya tangkap dari dasar teori ekonomi perikanan yang sejak lama diajarkan Gordon. Foto di atas adalah salah seorang nelayan yang sempat saya ajak “ngobrol ngalor ngidul”. Dari sana saya mendapatkan sebagaian pelajaran, bahwa di tengah kelangkaan sumberdaya dan penghasilan yang semakin menipis, kreativitas banyak tumbuh termasuk memodifikasi jaring ingsang dasar dengan tambahan rumpon dari potongan terpal dan “rumbai” dari tali rafia. Dengan cara ini ikan diharapkan akan tertarik sehingga lebih mudah ditangkap. Sepertinya, banyak teknologi lahir dari kreativitas nelayan-nelayan seperti ini seperti lampara dasar yang banyak tumbuh setelah Trawl dilarang karena berbagai tragedi perebuatan sumberdaya di akhir tahun 1970an.
Let`s share knowledges, sciences, and experiences
Technology, Partnership & Equality